#TerusBergegas-lah, GagasMedia!

GagasMedia sesuai namanya, selalu menelurkan gagasan-gagasan baru dalam dunia perbukuan Indonesia. Dengan segmentasi buku popular untuk remaja, GagasMedia sebagai penerbit selalu aktif melibatkan pembaca pada event-event besar tahunan mereka. Termasuk event #TerusBergegas dalam rangka menyambut ulang tahunnya yang ke-12 kali ini.

Untuk turut memeriahkan event #TerusBergegas, aku mau ikut tantangan menjawab 12 pertanyaan yang diajukan oleh GagasMedia kepada para bloggers. Tentu saja seluruh pertanyaan ini dijawab secara sadar dan tanpa paksaan dari pihak mana pun.

Here we go~

1. Sebutkan 12 buku yang paling berkesan setelah kamu membacanya!

Membaca buku itu seperti merayakan hidup. Ada banyak hal yang kita dapat setelah menamatkan sebuah buku, entah itu hiburan, pesan penting, pengalaman, atau pengetahuan baru. Dan, ini buku-buku yang membuatku merasakan semuanya (minus buku luar).

1. DO — Arry Risaf Arisandi

2. Doroymon — Roy Saputra

3. Catatan Akhir Sekolah — Erik Sasono

4. Jomblo — Adhitya Mulya

5. Tak Sempurna — Fahd Djibran

6. Kambing Jantan — Raditya Dika

7. Sabtu Bersama Bapak — Adhitya Mulya

8. Here, After — Mahir Pradana

9. Dilan — Pidi Baiq

10. Joker — Valiant Budi Yogi

11. Negeri Para Bedebah — Tere Liye

12. Katarsis — Anastasia Aemilia

“Once you have read a book you care about, some part of it is always with you.” ― Louis L'Amour, Matagorda/The First Fast Draw

2. Buku apa yang pernah membuatmu menangis?

Hafalan Shalat Delisa rasanya jadi novel pertama yang bikin aku nangis sesenggukan. Bagian paling mengharukan waktu tokoh Delisa kecil yang polos berkata, "Delisa cinta Ummi karena Allah."

Sabtu Bersama Bapak juga sukses bikin sedu sedan. Setiap ada adegan pemutaran video peninggalan almarhum Pak Gunawan di hari Sabtu, selalu ada pesan penting untuk kedua anaknya―Satya dan Cakra. Yang sedih adalah kalimat penutup di videonya. "Bapak sayang kalian."

Sebenarnya masih ada lagi buku-buku yang bikin berkaca-kaca, seperti Doroymon, Boys Will Be Boys, dan 3 Koplak Mengejar Cinta. Ketiganya bercerita tentang persahabatan.

"Not whole books, but moments in books that make you come up short, lines that perhaps make you think some dust got in your eye."

3. Apa quote dari buku yang kamu ingat dan menginspirasi?

Aku selalu suka mencatat kutipan-kutipan menarik dari setiap buku yang kubaca. Tapi yang paling menginspirasi mungkin kutipan dari buku Radikus Makankakus karya Raditya Dika di bawah ini. Bahwa ada yang lebih bahagia selain merasakan kebahagiaan itu sendiri, yaitu melihat orang lain bahagia karena kita.

“Kebahagiaan seorang anak adalah ketika dia membuat orangtuanya bangga atas dirinya.” ― Raditya Dika, Radikus Makankakus

4. Siapakah tokoh dalam buku yang ingin kamu pacari? Berikan alasan.

Nggak muluk-muluk, aku mau punya pacar kayak tokoh Milea di novel Dilan karya Pidi Baiq. Cewek cukup populer di SMA, cantik, baik, dan sederhana. Tepatnya, mau-maunya diperlakukan istimewa dengan cara sederhana. Betapa beruntungnya Dilan bisa memikat hati Milea, cewek yang nggak pernah menuntut dibelikan barang branded kayak cewek zaman sekarang. Dikasih kado berupa TTS yang sudah diisi oleh Dilan saja, Milea sudah cukup bahagia. Memang seharusnya bahagia itu sederhana, kan?

5. Ceritakan ending novel yang berkesan dan tak kamu lupakan!

Ending berkesan dan paling memorable menurutku pantas dinobatkan pada Joker, novel pertama yang mengenalkanku pada istilah plot twist atau twist ending.

Joker adalah novel debut karya Valiant Budi Yogi. Karya perdana yang menjadikannya salah satu nominator Penulis Muda Berbakat Khatulistiwa Literaty Award tahun 2007. Joker dicetak ulang oleh GagasMedia untuk menjawab permintaan pembaca yang menginginkan hidupnya kembali sang Joker.

Gaya penulisan Vabyo di novel ini membuat pembaca digiring pada sebuah opini, yang ternyata opini tersebut nggak semuanya benar. Seperti Joker yang mampu menutupi semua isi sebenarnya. Vabyo membuat pembaca tercengan dengan ending yang mementahkan setiap logika dan asumsi yang sudah dibangun di bab-bab sebelumnya. Beliau benar-benar berhasil mengisahkan seorang Brama dengan segala ke-kompleks-annya, prinsip, lingkungan kerja, fantasi liar, kecerdasan nalar, kepribadian bahkan sisi feminis tokoh Brama dalam sosok Alia. Ending yang mengejutkan.

“Life's like a novel with the end ripped out.” ― Rascal Flatts

6. Buku pertama Gagasmedia yang dibaca?

Tahun 2006, waktu aku masih SMP, kakakku yang nggak hobi baca buku tapi hobi beli buku mengenalkanku pada GagasMedia. Aku harus berterima kasih padanya karena kalau dia nggak beli novel DO (Drop Out) secara random pada waktu itu, mungkin aku nggak akan hobi baca buku kayak sekarang. DO adalah novel terbitan GagasMedia yang pertama kubaca, sekaligus novel komedi pertama yang kubaca dan paling favorit sejauh ini. Arry Risaf Arisandi harusnya menulis buku lagi!

7. Dari sekian banyak buku yang kamu punya, apa judul yang paling menarik?

Catatan Akhir Sekolah. Walaupun ini novel adaptasi dari film berjudul sama, tapi bagiku ini judul buku yang paling menarik. Selain nggak kebarat-baratan, novel ini memenuhi syarat menariknya sebuah judul buku: menggambarkan isi, terdiri dari dua-tiga suku kata, mudah dieja, dan cocok dibuat akronim—CAS.

8. Lihat rak bukumu, cover buku apa yang kamu suka? Kenapa?

Sebenarnya banyak cover buku yang aku suka, terutama yang hasil ilustrasi tangan langsung. Tapi setelah mengubek-ubek rak buku, kayaknya pilihanku jatuh pada cover buku Koala Kumal. Entah kenapa, rasanya ini yang paling enak dilihat. Pemilihan font, tata letak, dan tone warnanya pas. Belum lagi, proses pembuatan cover ini yang niat dan terencana—Radith mesti melakukan photoshoot terlebih dulu biar mukanya nggak malu-maluin amat nongol di cover. Good job, cover designer!

9. Tema cerita apa yang kamu sukai? Kenapa?

Tema persahabatan atau keluarga, karena itulah tema yang paling related ke kehidupan sehari-hari. Soal genre bisa menyesuaikan. Boleh romance, komedi, thriller, fantasi, atau sub-genre lain. Yang penting sih sesuai selera.

“Love is the theme of all religions but making it commercial is satanic.” ― Amit Abraham

10. Siapa penulis yang ingin kamu temui? Kalau ketemu kamu mau apa?

Roy Saputra, penulis novel komedi yang bikin aku jatuh hati sejak baca Doroymon. Alhamdulillah, sudah kesampaian untuk bertemu. Aku nyaris punya semua buku karangan beliau, baik novel atau buku keroyokan bersama penulis lain. Jadi, bisa ditebak apa yang aku lakukan saat ketemu, tentu saja minta tanda tangan di semua buku karya Roy Saputra yang aku koleksi!

“The real novelist, the perfectly simple human being, could go on, indefinitely imaging.” ― Virginia Woolf

11. Lebih suka baca e-book atau buku cetak? Kenapa?

Walaupun dunia sekarang serba digital, pilihanku tetap buku cetak. Alasannya mungkin subjektif dan preventif, karena aku suka bau kertas buku dan mataku nggak kuat berlama-lama baca tulisan di layar LCD. Lagian buku cetak itu bisa dikoleksi, bergengsi, dan bisa dipamer-pamerin. Hahaha.