Kapan terakhir kau merasa lelah?
Pastilah kau jawab hari ini
Seperti menyikat celah gigi
Kuman menempel gusi
Sakit, sikat, sakit
Tak sudah-sudah
Pastilah kau jawab hari ini
Seperti menyikat celah gigi
Kuman menempel gusi
Sakit, sikat, sakit
Tak sudah-sudah
Atau kau lihat celah bawah lidah
Di sanalah pabrik ludah
Lantas, di mana pabrik perasaan?
Pastilah kau jawab tak tahu
Tahu-tahu kau berlalu
Lalu datang lagi, menuntut itu ini
Seolah hati korban tabrak lari
Di sanalah pabrik ludah
Lantas, di mana pabrik perasaan?
Pastilah kau jawab tak tahu
Tahu-tahu kau berlalu
Lalu datang lagi, menuntut itu ini
Seolah hati korban tabrak lari
Kau tawari kita lahir lagi
Hah, untuk kembali mati?
Padahal sekali pun kita punah
Kebenaran akan tetap kalah
Hah, untuk kembali mati?
Padahal sekali pun kita punah
Kebenaran akan tetap kalah
Apa kau pernah merasa bosan?
Pastilah sudah berbulan-bulan
Tinggal menunggu tangan cakar-cakaran
Mengoyak jaring yang lahir dari anyaman perasaan
Pastilah sudah berbulan-bulan
Tinggal menunggu tangan cakar-cakaran
Mengoyak jaring yang lahir dari anyaman perasaan
Kita hanya perlu satu kesempatan lagi
Untuk membawa punggung lari
Untuk pergi, atau kembali?
Kita hanya perlu waktu untuk saling patah hati
Untuk membawa punggung lari
Untuk pergi, atau kembali?
Kita hanya perlu waktu untuk saling patah hati
25 Maret 2016
19.00
19.00
________
Diterbitkan di harian Sumatera Ekspres (26/3) hlm. 3
Diterbitkan di harian Sumatera Ekspres (26/3) hlm. 3
2 Komentar
Jadi sejatinya jatuh hati adalah patah hati?
BalasHapusHarusnya lagu "siapkah kau tuk jatuh cinta lagi?" jadi "siapkah kau tuk patah hati lagi?"
Sekali-sekali dibacain sama dikasih genjrengan gitar dong kakak... kok pamernya nyanyi lagu orang terus... hehe..
BalasHapusSilakan berkomentar. Lihat apa yang akan terjadi!